DEAR MIMPIKU



Hasil gambar untuk menatap senja


Sejak kecil, saya suka sekali gambar udah sejak TK. Sejujurnya, orangtua saya ga suka saya atau anak anaknya gambar-gambar. Of course mereka lebih senang kalau saya ngajinya serajin gambarnya. Tapi dulu ngaji adalah hal yang menakutkan untuk saya, selain hurufnya banyak, makhrajnya juga ga boleh asal dan tiap kata selalu ada hukum bacaannya. Duh lier banget euy.
Pokoknya masih kecil dan ga tertarik ha ha ha. Yah namanya juga masih bocah.

Beranjak SMP saya mulai suka nulis cerpen, waktu SD saya sering liat mba saya yang kedua nulis cerpen dan saya baca semua cerpennya, ada satu cerpen yang bagus dan cukup horor menurut saya tapi ga dilanjutin sama dia.
Duh sayang sekali.

Mulailah saya suka oret oret bikin potongan potong cerita yng ada dikepala sya terus saya tuangin pelan-pelan dalam bentuk cerita.

Waktu kuliah, juga bareng temen temen kuliah sempat bikin project komik dan project antologi cerpen. Tapi semua kandas. Ha ha ha. Untuk komik ekonomi syariah nya baru sampai tahap drafting. Untuk cerpennya sudah sempat dicetak tapi gimana ya... Belum di daftarin untuk dapet nomor ISBN. Masih perlu banyak perbaikan.

Setelah tahun-tahun berlalu, saya pikir... Bakat harus diasah. Kreatifitas harus terus ditingkatkan supaya ga hidup jadi makhluk yang membosankan.

Saya ingat dalam lembaran-lembaran disalah satu buku diary saya, pada impian nomor sekian. Saya harus punya karya. Bakat yang diasah. Peningkatan tepatnya.
Menulis Buku salah satunya dan membuat komik.
Alhamdulillah, saya mulai memberanikan diri lagi untuk mengasah kemampuan menggambar, meski saya amati gambar saya ya begitu-gitu aja dari dulu. Ha ha ha. Sedikit peningkatan karena jarang saya asah.

Bulan lalu, saya coba buat satu komik dadakan di webtoon. Saya bersyukur banget sama sarana webtoon yang memberikan fasilitas kebebasan dalam membuat komik. Apalagi ini aplikasi international. Meski baru satu episode dan sudah tiga minggu gak up karena kesibukan dan saya juga sakit. He he he. Saya akan terus menggambar, membuat karya dari hati saya.
Saya juga akan terus menulis. Menulis cerita, cerita demi cerita hingga menjadi sebuah buku suatu hari nanti. :)

Oh ya, ada satu lagi impian saya yang tumbuh saat saya beranjak Kuliah.
Alhamdulillah saya bisa kuliah di lingkungan yang super islami. Hal itu juga menjadi pemicu saya untuk mengenal Islam lebih dekat.
Untuk memperbaiki bacaan mengaji, yang selama ini saya kira ngaji saya udah bener. Ternyata masih banyak salahnya. Selama setahun diasrama, saya sedikit banyak belajar tahsin dan tahfidzh.

Alhamdulillah tahsinnya lulus dan berhasil menghafal juz 30 meski dengan susah payah.
Harusnya semasa kuliah, hafalan yang saya tabung semenstinya mencapai 3 juz. Juz 28-30. Namun, karena kemalasan diri ini. Saya hanya sampai seperempat juz 29 dan itu tidak lancar sama sekali.

Akhirnya tahun berlalu. Hingga hari ini, saya memutuskan untuk bersungguh-sungguh dalam menghafal. Setidaknya juz 28-30 karena ini menjadi syarat wajib ijazah bisa diambil. Semoga bukan semata mata karena ijazah tapi Insya Allah Lillahi ta'ala.

Ditahun ini target saya hafal 3 juz. 28-30.
Insya Allah tahun 2018 mendatang target hafalan saya dari juz 1-5.

Setidaknya tiga tahun kedepan saya bisa menjadi hafidzoh. Semoga Allah meridhoi dan merestui.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "DEAR MIMPIKU"

Post a Comment