Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

MIMPI BURUK SANG PUTRI #PART 1

Pada suatu hari, hiduplah seorang Putri bernama Sendayu yang memimpin Kerajaan Lembayung. Terdengar aneh memang, seorang Putri memimpin Kerajaan. Hal ini terjadi karena Raja dan Ratu ingin Putri Sendayu bisa memiliki kemandirian dan mampu menyejahterakan rakyat Lembayung. Akhirnya di utuslah Putri Sendayu untuk memimpin Desa Isukwengi yang terletak di timur kerajaan Lembayung. Di Desa itu terdapat banyak sekali pemuda dan pemudi, hampir semuanya seusia dengan Putri Sendayu. Awalnya, Putri Sendayu menikmati masa-masa kepemimpinannya. Namun, beberapa bulan kemudian, hal yang aneh terjadi di Desa Isukweingi. Sudah dua malam   Putri Sendayu tidak bisa tertidur pulas. Ketika matanya terpejam, seolah ada sesuatu yang menghalangi pikirannya untuk memasuki alam tidur. Ia begitu mengatuk tapi tidur pulas tak kunjung di dapatinya. Saat tidurnya mulai pulas, tiba-tiba ayam berkukuk membangunkannya. Lalu, hal ini pun berulang hingga keesokan harinya, berulang kembali di hari berikutnya. Be

Ifa dan Putera Mahkota dari Kerajaan Alas #ENDING

Tak lama, kami pun pindah ke kerajaan. Seisi kerajaan mengira aku adalah istri Putera Mahkota Amad Mude. Ibu menjelaskan pada mereka bahwa aku adalah anak angkat mereka. Karena, Ibu menemukan aku sebatang kara di hutan. Tak mungkin mereka berdua bilang bahwa aku terjebak dibuku yang sedang aku baca. Apalagi menerangkan bahwa aku datang dari masa depan. Mereka hanya akan menanggapku orang gila. Akhirnya Putera Mahkota Amad Mude dan aku pergi untuk mencari Kelapa Gading. Pohon Kelapa itu ada disebuah pulau yang jauh dari kerajaan. Kami harus melewati bukit-bukit, memasuki hutan belantara lalu menyeberangi lautan untuk bisa sampai ke pulau itu. Ketika sampai di bukit, kami bertemu dengan raksaka yang sangat besar. Ia membawa pentungan di tangan kirinya. Ia mencoba untuk memukul kami dengan pentungan besar itu. Kami berdua loncat kesana kemari menghindari pukulan maut yang ia berikan. Lalu terjebak di tebing yang tak bisa kami panjat. “Kami hanyan ingin kepulau Kelapa Gading. S

Ifa dan Putera Mahkota dari Kerajaan Alas #PART2

Aku masuk ke sebuah rumah yang tidak terlalu besar. Namun, cukup untuk dihuni oleh dua sampai tiga orang. Atapnya hanya terbuat dari bambu yang berhasil dirakit sedemikian rupa. Dinding kamar, ruang tamu dan ruangan lainnya tersekat dengan anyaman bambu yang rapih. Sederhana sekali. Aku tak sabar bertemu dengan ibunya. Ia seorang laki-laki yang hanya tinggal dengan Ibunya. “Maaf, rumahku mungkin tak senyaman rumahmu” ujarnya. “Aku lupa, tadi namamu siapa?” tanyanya. Aku hampir lupa sejauh ini aku belum mengetahui siapa nama pemuda yang sedari tadi aku ajak bicara. “Aku Ifa, Latifah tepatnya” aku mengulang kembali namaku. “Aku Amad Mude. Kau bisa memanggilku Amad” ia menyuguhkan secangkir air. Aku menelan ludah ketika mengetahui namanya. Bukankah ia Putera Mahkota, tanyaku dalam hati. “Aku akan memanggilmu Amad, bagaimana?” “Boleh saja” jawabnya. Tak lama, seorang wanita paruh baya muncul di depan pintu rumah. “Amad? Siapa wanita itu?” ia melihatku dengan wajah her