f untukmu yang diam-diam merindu, mungkinkah? by Syafa'atul Udzmah form google Aku mendapati Ratih, lagi-lagi sedang menangis, ditaman belakang tempat yang sama. Setelah tiga puluh menit mencari ke sudut sekolah, akhirnya kutemukan juga. Bulan lalu Ratih juga seperti ini, tapi entah kenapa aku tidak langsung ke taman dibelakang sekolah. Tak terpikirkan olehku, ya barangkali begitu. Aku hanya panik, sebab sehabis di labrak oleh Monic pagi tadi, Ratih tak juga nampak hingga siang hampir berlalu. Hari ini Ratih benar-benar kasihan. Bodohnya aku tidak berani berbuat apa-apa. “Aku mencari kamu sejak tadi” aku duduk disamping Ratih. Ia buru-buru mengusap airmata dipelupuk matanya. “Teruskan saja menangisnya, jangan pedulikan aku” kuserahkan sapu tangan bercorak kupu-kupu padanya. “Aku tahu aku salah” Ratih membuka pembicaraan, sebelum-sebelumnya ia hanya menangis saja dan pulang. “Aku sudah terlanjur jatuh hati, kukira Anton sungguhan. Tap
Perempuan yang tidak ingin melupakan hobby dan cita-cita masa kecilnya hanya karena beranjak dewasa dan bertambah usia :D