Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

Si Pedang Malam

Matanya menerawang jauh. Tak ada gentar, padahal kematian menghadang di depan mata. Ia bisa saja di jemput Izrail dalam usia semuda itu. Tak ada takut. Tak ada langkah ingin mundur. Demi menyebarkan panji Illahi. Demi sebuah keyakinan bahwa Allah akan menyelamatkan hamba yang menolong agama-Nya. Suara terompet terdengar, tanda perang segera dimulai. Hari itu pemuda berumur 21 tahun mempimpin 250ribu pasukan menuju Benteng Heraklius. Pemuda yang dimaksud oleh Rasulullah beberapa ratus tahun yang lalu. Sulaman do’a yang jadi nyata. Lalu bertransformasi menjadi sejarah. Sekali lagi, usianya begitu muda. Ia menunggang kuda dengan gagah melawan musuh-musuh Allah. Sekali lagi, usianya begitu muda. Mempimpim peperangan selama   54 hari. Takbir ia layangkan berkali-kali, ribuan kali melebihi jumlah pasukannya. Ia tak gentar! Banyak yang jihad dan berguguran. Gagal pada serangan pertama bukan ancaman baginya. Ia tengadahkan tangan pada Allah. Dengan rendah diri dan bercucuran

Hari Kesembilan Puluh Sembilan

Hari ke Sembilan Puluh Senyum manisnya seperti semilir angin yang bertiup sepoy-sepoy di tengah gurun pasir. Manis, senyum pertama yang membuat hidup kembali hati yang telah lama mati. Meisya.                                                             Aku pernah sekali, hanya sekali melihatnya tersenyum dan ia lebih cantik dengan senyum yang terlukis di wajahnya. Sejak itu ku rasakan dentum jantungku berdetak lebih cepat. Aku ingin setiap hari melihat senyumnya merekah. Ketika aku bangun dari tidur bahkan ketika aku ingin memejamkan mata. Aku ingin jemarinya yang mengisi sela-sela jemariku untuk hari-hari berikutnya sampai detik dimana nafasku habis. Terhitung dengan hari ini, sudah sembilan puluh hari aku mengamatinya, di hari kesembilan puluh sembilan nanti, apabila ombak ini terus berdesir aku berniat untuk melamarnya. Sampai detik dimana aku berdiri, aku hanya mampu melihatnya dari bangku pengunjung, seperti detik ini. Sudah beberapa kali bola mata kami saling be