Matanya menerawang jauh. Tak ada gentar, padahal kematian menghadang di depan mata. Ia bisa saja di jemput Izrail dalam usia semuda itu. Tak ada takut. Tak ada langkah ingin mundur. Demi menyebarkan panji Illahi. Demi sebuah keyakinan bahwa Allah akan menyelamatkan hamba yang menolong agama-Nya. Suara terompet terdengar, tanda perang segera dimulai. Hari itu pemuda berumur 21 tahun mempimpin 250ribu pasukan menuju Benteng Heraklius. Pemuda yang dimaksud oleh Rasulullah beberapa ratus tahun yang lalu. Sulaman do’a yang jadi nyata. Lalu bertransformasi menjadi sejarah. Sekali lagi, usianya begitu muda. Ia menunggang kuda dengan gagah melawan musuh-musuh Allah. Sekali lagi, usianya begitu muda. Mempimpim peperangan selama 54 hari. Takbir ia layangkan berkali-kali, ribuan kali melebihi jumlah pasukannya. Ia tak gentar! Banyak yang jihad dan berguguran. Gagal pada serangan pertama bukan ancaman baginya. Ia tengadahkan tangan pada Allah. Dengan rendah diri dan bercucuran
Perempuan yang tidak ingin melupakan hobby dan cita-cita masa kecilnya hanya karena beranjak dewasa dan bertambah usia :D