Syafa'atul Udzmah

"malam meringkih, badai sudah berlalu pada ribuan detik kemarin. lalu apa yang kau takuti kini? Bukankah Tuhan Adalah zat paling setia, yang akan tetap memelukmu meski kau datang dalam keadaan jalang? lalu, apa yang membuat hatimu gusar?" -Syafa "Aku takut, ribuan prajurit datang dari neraka mengacungkan senjata, memaksaku. walau malam sudah tak lagi berteriak bersama badai, tetap saja malam seakan kembali mengubah wujudku, membuatku malu duduk depan Tuhan" - Nadia-

Ini adalah lembaran baru dimana coretan merah kuning itu terhapus sudah. Allah beri lembaran baru. Jika masalalumu membuatmu malu untuk menghadapi masa depan. Hijrahlah, beranjaklah, lupakan dan tengadahkan wajahmu , yakinkan hatimu bahwa masa depan akan jauh lebih baik dari kemarin kemarin dan kemarinnya lagi. Hijrahlah keharibaan Allah, dimana Ia akan menerima dan tersenyum senang ketika engkau sadar dan mau berhijrah dari lumbung kotor itu. Meski, dimata manusia kamu makhluk yang begitu hina dina. Jika kamu melakukan sesuatu hanya untuk manusia yakinlah hanya akan ada kecewa dan airmata sendu yang kamu dapati. Tapi, jika kamu melakukan semua ini untuk Allah, yakinlah bahwa kamu akan bahagia. Tak peduli manusia berkata apa tentang dirimu, yang harus kamu lakukan hanyalah berubah untukNya. Bukan untuk zat yang lain. Karena jika manusia tidak mau menerima perubahanmu atau minimal menghargai usaha kecilmu untuk berubah, tak usah sedih karena kamu melakukan ini untuk Al

Selamat Ulang Tahun ke-48 Tak ada kasih sejujur hatimu.. Tak ada usaha sekeras usahamu, dimulai dari mengandungku hingga melepas kepergianku nanti.. Tak ada air setenang memandang senyummu dalam do'aku.. Tak ada tempat ternyaman selain memelukmu meski engkau habis memarahiku.. ibu.. tak ada .. tak ada... ahhh pokoknya tak ada alasan untuk sebal padamu, karena akulah yang paling menyebalkan diantara pertengkaran kecil kita... dan aku baru sadar ketika diskusi panas kita selesai. entah engkau yang dulu diam atau aku yang malas menanggapi lalu pergi ke kamar.. Ibu,, inilah keluarga sederhana kita, sering bertengkar. tapi aku tau itu bentuk kasih sayang yang lain. hanya cara bicara kita yang kadang salah. karena kita sama-sama keras, dan aku yang terkeras. aku dan ibu sama sama ingin dimengerti. karena ibu adalah aku dan aku adalah ibu. Ibu.. tak peduli.. serumit apapun ribuan hari yang telah kita lalui dulu, tapi kita tetap berhasil melaluinya. tak peduli.. seker