RONA MERAH


RONA MERAH
                Tersenyum senang di tengah perapian malam, jantung berdegup kencang, berdetak tak menentu. Mengoles rona merah pada kedua pipiku yang tembam. Entah reaksi biologis macam apa yang sedang terjadi. Hanya saja kata-kata yang berdansa malam ini begitu indah, mengajak aku terbang membelah lapisan atmosfer.
“Aku suka kamu” katanya suatu malam, aku diam saja. Tersipu malu sebenarnya, “Kalo kamu?” tanyanya mencari tahu apakah perasaan kami sama atau sebaliknya, “Hmm, gimana yaa” jawabku manja. Pikiranku terjebak antara percaya dan tidak percaya, “Mungkinkah ini sungguhan?” pikirku.
Aku meneriakkan kata yang sama dalam hati. Bibirku seperti terkunci untuk mengatakannya,”Kok diem?” tanyanya dari sebrang.
Inginku putus pembicaraan kami, tapi besar hasratku untuk mendengar suaranya, “Aku juga” kataku perlahan, “Gak denger” katanya lagi, “Iya aku juga” volumeku meningkat satu bar, “Aku juga apa? Gak ngerti” ujarnya purapura bodoh, “Aku pikir kamu paham tanpa aku perjelas” belaku. Kalimat manis itu hanya ku ungkapkan dalam hati. Aku suka kamu J

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "RONA MERAH"

Post a Comment