KUNCINYA “Serahkan Saja PadaNya”
Aku mulai lagi, memainkan jemari
dengan indah memberikan setidaknya menit untuk bernafas. Otakku sesak
sebenarnya, mulai mengaduh-aduh ketika kata demi kata meminta dikenal. “Aku
letih!!” teriaknya mengeluh. “Sabarlah, aku masih membutuhkan ruang dalam ingatanmu.
Aku janji setelah ini kita bermain main yah” hatiku mulai memparasimpatikkan
nada nada yang bersahut sahutan. Kadang kita sering berperang dengan diri
sendiri. Si otak mulai letih tapi hati tetap bersorak sorai menggemakan
semangat, “Cayooo” katanya atau, “Kamu pasti bisa!!!”
Intuisi kita berpengaruh besar
sebenarnya pada apa yang kita pikirkan. Jika kita berprasangka baik tentunya
sinyal positiflah yang otak kita tangkap. Justru sebaliknya ketika prasangka
kita buruk maka hal negatiflah yang ditangkap.
Khalifah Umar Bin Khattab pernh
berkata “Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”.
Letih memang, begitulah
hakikatnya menuntut ilmu. Begitulah dasarnya belajar. Kesal karena sulit
memahami, sedih karena merasa paling bodoh dan tertinggal atau mungkin merasa
bisa sampai tak sadar langkah kita makin terkejar. Begitulah memang dasarnya
belajar. Letih, bosan, terlena bahkan kadang kita pikir, “Ya Rabb, rasanya
cukup sampai disini”. Hussh, usir kata-kata keputusasaan. Yakinlah Allah akan
membalas budi baikmu, percayalah Allah tahu batas kemampuanmu.
Ketika kita menargetkan sesuatu,
merasa telah mengerahkan segala kemampuan dan do’a tetapi kenyataannya tidak
sesuai dengan apa yang kita mau. Jangan pernah putus asa, tetap berbaik sangka
bahwa Allah tahu yang terbaik. Kadang kasih sayangNya datang dalam bentuk
kesedihan, kegagalan, kekecewaan bahkan perih sakit hati. Mungkin Allah sedang
mengajarkan kita berlapang dada. Merelakan sesuatu yang belum pantas bersanding
disamping kita.
Kuncinya, “Serahkan saja padaNya”
By: Syafa’atul Udzmah 9 november
2012 20.20 wib
#renungandisudutmalam
0 Response to "KUNCINYA “Serahkan Saja PadaNya”"
Post a Comment