Mamak Aku Berjilbab



Jilbabku makin usang warna putihnya mulai kekuning kuningan . Bagaimana tidak 5 kali seminggu aku pakai jilbab yang sama . Aku hanya memiliki satu jilbab putih untuk sekolah dan hari ini ke empat kalinya dari sekian minggu yang aku jumpai bersama jilbabku.



May makin cantik pakai jilbab”, begitu kata Mamakku , aku tersenyum tipis memandangi pantulan wajahku di cermin, “Makasih Mak” sahutku .



Jujur aku begitu membenci jilbab ini , aku tidak suka !! Membuatku tampak seperti wanita kuno , kalau bukan karena Mamak yang memintaku mungkin sudah kubuang jilbab jelek ini ke tempat sampah. Hanya saja aku tak sanggup menolak permintaan Mamak , “Tutuplah auratmu May” pintanya waktu itu. Mamak bilang wanita itu seperti berlian yang kemilaunya bisa membuat siapa saja terpesona , makannya harus di jaga baik baik , “Aku berangkat ya Mak” pamitku setelah selesai bercermin , “Hati-hati May , jangan pulang terlalu malam” kata Mamak .

Assalammu'alaikum”

Wa'alaikumsalam”



* * *



Pagi itu Mamak mengajakku ke pasar , kami berencana membeli kue untuk Mbok Sum .Lama mengitari pasar yang sumpek dan sesak ini , mata Mamak terpaku pada satu tumpuan , seperti ada sesuatu yang memagnet perhatiannya.



Cantik betul” kata Mamak terkagum , “Siapa Mak ?” tanyaku sambil celingak celinguk , “Bukan siapa, tapi apa May” jelas Mamak membuatku heran , “Maksudnya Mak ?” tanyaku lagi.



Itu, coba kau tengok kue yang ada di toko itu , indah kan May ​?”



Iya Mak , cantik , seperti May ya Mak hehehe”



Iya persis seperti mu May , cantik . Bedanya kue itu tertutup rapat May , tak sembarangan orang bisa menyentuhnya , bahkan mencium aroma nya. Andai saja May mau belajar menutup aurat pasti Mamak senang”



Mamak melontar senyum padaku , aku luluh di buatnya . Mamak pintar sekali membuat hatiku meleleh , Mamak selalu punya cara untuk menegurku , tapi kali ini aku tak suka dengan permintaannya , meski Mamak tidak memaksa tapi bola mata nya..... ah sudahlah aku tak sanggup mendefinisikannya.



Sejak hari itu aku putuskan untuk menyembunyikan rambut indah ku . Aku berjilbab . Ya karena Mamak.



* * *



Nama ku May . Aku berjilbab sekarang . Hari ini tepat hari ke-84 aku mengenakannya , dan jilbabku sudah usang karena aku selalu memakainya , Mamak bilang biar Mamak belikan jilbab yang baru tapi aku tidak mau , “Jangan , Mamak simpan saja uangnya” begitu jawabku , padahal tujuan ku mengusangkan jilbab ini agar aku tak perlu memakainya lagi , sungguh pemikiran yang Hmmm .. bodoh.



* * *



Satu , dua , tiga ... aaaaaahhh tidak ! Sudah puluhan orang yang lewat di hadapanku , dan mereka berjilbab :'). Subhanallah yaaa , entah alasan apa mereka mengenakan kain kotak monoton itu.



Ngapain May ? Bengong aja ,gak takut kesambet ? ” tiba tiba Dian sudah duduk di sampingku .



Ngitung orang Di, kurang kerjaan banget yah aku ?” Dian tersenyum kecil mendengar jawaban , pernyataan seperti itu ganjil baginya. Dia hapal betul bagaimana aku , gak bisa bohong, aneh , bawel dan ........ ah pokoknya sulit di deskripsikan , aku itu terlalu .. Hmmm apa yaaa ... U N I K *hehehe :)



Kami terdiam sejenak , mengayun ayunkan kaki sesuka hati menyenggol satu sama lain , aku tau pikiran Dian sedang melalang buana mencoba menerka apa yang ada di benak ku.



Aku sudah memerhatikanmu sejak tadi , kamu mau jujur atau aku yang menebak ?” Aku menyeringai, memutar bola mata berharap menemukan kata.



Aku gak suka Di”



Gak suka apanya ?”



Pakai ini” jemariku menggenggam erat jilbab yang ku kenakan , aku mengulum bibir mengambil ancang ancang untuk pembicaraan lebih dalam , “Aku pakai jilbab karena aku mau Mamak senang , sebenarnya aku lebih suka, rambut hitam , indah dan panjangku jatuh terurai , aku suka aroma rambutku ketika aku mengibaskannya, memainkannya kala bosan” sekali lagi kami terperangkap dalam hening yang cukup lama.



Aku tau apa yang baru ku katakan tadi sedikit mengecewakan, hmm tidak sedikit , cukup mengecewakan . Okey . Sangat !







Hanya saja aku tak mampu lagi membendung pergulatan batin yang memusingkan ini, aku ingin mengakhirinya , “Aku pun demikian May” jawabnya lirih, senyumku mulai merekah mendengar gubrisan Dian.


Tapi , entah kenapa aku merasa lebih nyaman dan terjaga dengan busana yang kau benci ini May , busana yang di nobatkan kolot oleh anak zaman sekarang, busana yang kini mulai di otak atik dengan semena mena tanpa memikirkan tata cara berbusana muslim yang syar'i , aku merasa terjaga May dengan kesederhanaan yang ada padanya” aku tertegun , aku kira Dian akan menyambut setuju tepukkanku ternyata aku salah , belum sempat aku mengulas senyum dan kini aku harus mengelumat bibir . Lagi .



Rasa kesal menyundut hatiku , aku mencoba memadamkannya perlahan . Merasa tidak di setujui kadang menyebalkan .



Berhentilah menyesali keputusanmu May, itu hal besar yang memberatkanmu . Kamu ingat sewaktu kita mengaji di tempat Pak Muiz dulu ?” aku hanya mengangguk , menaikkan alis .

Kamu ingat dengan ayat ini May ...dan katakanlah kepada perempuan yang beriman,agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) , kecuali yang biasa terlihat . Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung kedadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya),....(an-nur :31).. kalau alasanmu karena hatimu belum siap , memang perintah pertamanya bukan untuk menghijabi hati May, tapi menghijabi apa yang terlihat secara kasat mata dan tidak boleh di pertontonkan kepada yang bukan muhrimnya , seiring berjalannya waktu aku yakin kita akan semakin baik menjaga hati ”.



* * *







Namaku May. Sebenarnya Maisyaroh . Teman-teman biasa memanggilku May , mereka bilang cukup May saja , lebih singkat , padat , jelas dan tepat . Hari ini aku mengajak Mamak kepasar , aku sudah membuang jilbab jelekku , akhirnya kubuang juga si putih kuning itu.



Setelah perbincangan panjang dengan Dian sore itu , aku putuskan untuk membuang jilbab usangku. Sebenarnya bukan membuangnya , aku hanya melipatnya dan menyelipkannya diantara tumpukkan baju yang tak terpakai . Bukan karena aku mau berhenti memakainya , tapi aku pikir aku perlu menggantinya dengan yang baru . Hari ini aku memakai jilbab bukan karena Mamak . Bukan karena rasa tidak enakku atau rasa ibaku pada siapapun . Insyaallah aku mengenakannya karena Dia Yang Menciptakan aku , menciptakan Mamak , dan menciptakan kalian yang membaca fiktif kecilku ini.



Dulu derajat wanita begitu rendah , harga diri pun tidak ada harganya bahkan gratis nyaris dibuang sia sia , bersyukurlah karena Rasulullah telah menjunjung tinggi harga diri wanita , lantas kenapa kita mau memurahkan diri kembali May . Bukankah kita sering berdo'a agar Allah menjaga kita , sederhananya aku pikir Allah sedang menjaga kita dengan cara ini”. Sore itu Dian menutup pembicaraan dengan apik , aku speechless di buatnya , ada sungai sungai kecil yang mengalir di kedua pipiku.



* * *



Aku pulang dengan Mamak membawa beberapa helai jilbab dan sebuah busana muslimah.

Mamak membantuku memilihkannya , “Mak , May mau yang toska itu menurut Mak bagaimana ?” tanyaku tadi , “Bagus. May seperti kue yang Mamak liat waktu itu”. :)



Jilbab pertama ini mengantarkanku untuk benar-benar ingin memakainya , Dian benar seiring berjalannya waktu dan kesungguhan untuk memperbaiki diri, hati pun akan turut terbalut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mamak Aku Berjilbab"

Post a Comment